Guilty

Beberapa tahun yang lalu, saat akan menuju ke Gramedia, saya naik angkot. Di angkot itu ada 3 orang. Di daerah Alfa Panakukkang, seorang ibu tua beserta seorang anak kecil [saya pikir itu anaknya], menyetop angkot. Dia kemudian menghampiri supir.

"Pak, mauka ke pulang ke rumah. Tapi tidak adami kodong uangku.", kata Ibu itu.

"Edede, bu. Baru ka keluar ini e. Cari maki yang lain.". Supir menjawab. Setelah itu angkot kembali berjalan.

Saat itu, saya duduk di dekat pintu angkot. Saya menyaksikan ibu itu memohon minta tumpangan. Saya terdiam. Ada niat untuk membantu ibu itu. Tapi entah kenapa saya tidak juga membantunya.

Saat itu saya melihat guratan wajah yang begitu membuat saya merasa bersalah sampai sekarang. Ibu itu tampak kecewa, tapi dia tetap tersenyum dan minta maaf pada supir angkot. Sementara anak kecil, tampak begitu kelelahan. Dia pasti habis berjalan jauh. Mencari orang yang mau memberi tumpangan. Tapi mungkin tak seorang pun yang mau. Bahkan untuk membantu membayarkan angkotnya. Tak seorang pun.

Perasaan bersalah itu masih sangat membekas. Padahal saat itu, saya punya uang lebih. Sementara untuk banyak kesenangan, begitu mudahnya uang itu keluar. Tapi untuk membantu ibu itu, entah kenapa saya masih berpikir.

Ya Allah, ampuni aku.

0 Response to "Guilty"

Post a Comment

Komentar, Bukan Spam ;)