Idiopathic is the Answer.

Alhamdulillah, rasa nyeri di kaki hilang juga. Setelah 3 hari menderita sampe meraung-raung :sakit:(berlebaihan-mode-on :hilo:), setelah 3 hari diobati sana-sini :blush:.
Awal gejalanya sudah terasa sejak sebulan yang lalu. Dimulai dengan telapak kaki yg terasa nyeri, tapi saya pikir gara-gara sepatu baru (hehe, sengaja dibold biar pada tau sepatu baruuu:eheh: ) yang sayangnya tidak ergonomis. Rasa nyerinya masih bisa ditahan, mulai jalan sedikit pincang (tidak ngesot as you wish! :sobrakana:) dan hilang timbul. Life goes on, sebulan di mata, sampe mau pindah ke anestesi.

Sabtu malam
Rencananya mau tidur cepat karena besok pagi-pagi adaptasi di anestesi. Bla-bla, tadaaaaaa...
Terbangun. Waduh, kakiku cenut-cenut, seperti ada yang menggigit. Mulai gelisah, panggil mama (wadoh, ketahuan anak mama :please:) untuk pijat kaki. Tambah nyeri. Mulai berteriak-teriak kesakitan. Mace langsung wes ewes oles minyak sinyong-nyong. Setengah lima subuh masih terasa nyerinya. :lamagawa:

Minggu pagi
Mulai jalan ngesot (as you wish:inlove:) , berencana membatalkan diri masuk anestesi karena tidak tahan nyeri. Tapi mulai agak reda. Mandi, minta diantar ke RSWS. Akhirnya gubernurnya bisa kasih ijin mundur dulu. Pulang ke rumah.

Minggu siang
Mulai nyeri lagi, mulai meraung-raung kesakitan, nyerinya berpindah ke telapak kaki. Sakiiiiit seperti telapak kaki digigit-gigit. Tapi tidak ada tanda peradangan. :waaah:. Mace mulai panggil orang pintar (padahal sa juga pintar ji gang :argh:). Dibilang ada hubungan dengan tidak ingat pahala nenek apa gituuu (saya juga tidak ngerti :tsk:). Eh, pas setelah diusap-usap kakinya, nyeri mulai agak reda. Kenapa ya? Usapan efek anti nyeri? :ha?:
Nenek yang datang juga mulai berceloteh ngomong klo sakit kakiku karena sudah injak "sesuatu" yang jahat-jahat. (Injak kodok, nek? Sering. Injak apa ya?) Dia bilang something called soke' in bugisnesse. Waduh, apa itu? :takot:
Mulai disuruh minum air apa gituu (mudah-mudahan bukan air bekas cuci kaki Ponari , atau bekas kumur-kumur mPo' Nori:please:). Kaki diusap dengan ramuan bawang merah. Tapi mujarab loh, nyerinya mulai reda. Katanya ada yang kirim "guna-guna", trus saya yg injak.

Senin malam
Ke dokter ortopedi. Bla-bla, dibilang gak ada apa-apa. Mungkin peradangan lokal yang tidak jelas darimana. Nah lho?

Nyeri pada kaki, mulai dari malleolus, berpindah ke plantar. Tidak ada tanda peradangan. Tidak ada riwayat trauma. Medical mystery. Or we called it idiopathic.

Lalu, ada seorang "pintar" (or let say dukun) yang ngomong sakit karena bla-bla. Obatnya bla-bla. Kenapa saya harus percaya? Tidak kah ilmu kedokteran (yang sedikit rasional) masih bisa menjelaskan? Kemudian fakta berbicara. Dengan sedikit usapan, nyeri reda. Lalu, logika kedokteran yang sudah saya bangun, jadi runtuh.

Saya, berusaha untuk tidak percaya dengan segala hal yang datang dari sumber-sumber yang bisa mengarahkan ke syirik. Saya percaya dengan dunia gaib, karena sesungguhnya Allah itu pun gaib, bukan? Saya percaya bahwa segala penyakit itu datang dari Allah, sebagai ujian, cobaan, dan penghapus dosa manusia (ini pernah baca loh). Saya percaya bahwa segala kesembuhan itu datangnya hanya dari Allah, entah itu lewat seorang dokter atau orang lain, sepanjang pengobatan masih dalam koridor syariat-Nya. Dan semoga saya masih tetap istiqamah untuk percaya hanya kepada-Nya.

*Ampuni saya ya Allah, ampuni dosa-dosa saya.