alay. 5o wH4t g3to loHh?

considering my self as a old-school type, i was a little bit shock when i found this -yep, it has to be a massive trending topic- on internet. oh yes, thank kaskus for the freedom of speech.

alay. sebuah diksi yang lagi tren di antara anak muda. alay, -singkatan dari anak layangan-, menjadi suatu mark bagi mereka -terutama anak muda- yang mungkin (maaf) berasal dari golongan ekonomi margin menengah ke bawah, yang berusaha untuk tetap tampil. kemudian ada yang tampil menjadi penonton di tayangan musik live di TV, eksis, istilah anak muda jaman sekarang.

alay. para anti alay mendeskripsikan bermacam jenis tampilan luarnya. ada yang mengatakan kaum alay itu berpenampilan murahan, dengan kaos norak warni-warni bergambar, atau berteks menyerupai kaos-kaos mahal di outlet surf-boutiqeu. ada juga yang mendeskripsikan alay dari kelakuan-kelakuan sehari-hari, yang misalnya menulis dengan gaya 53pe3rti 1ni, atau spertihh inihh, atau yang lebih membingungkan lagi seperti ilmu menulis gaya baru buatan Ophi A Bubu (yep, she's one of Facebook from nothing to celebrity).


mInTALa………..
mKA QmO aKAn D bERi………
kEtUkLA……….
MKa PnTu AKan d BkAkAn uNtk mO……..
CrE LA………..
mKa QmO aKAn MDaPatKHAn………


ya, gaya menulis seperti itu yang Ophi buat. yang mungkin makin memperkaya khasanah ilmu menulis orang-orang Indonesia.

alay. lalu ada yang mencap alay karena selera musik yang sebenarnya malah mayoritas mungkin. kangen, pee wee gaskin, armada, ST12, dan band-band lainnya. mungkin kita bisa mengkategorikan jenis musiknya menjadi jenis musik metal (melayu total) yang mulai digalakkan oleh ST12, dan jenis musik indie-pop-punk seperti pee wee gaskin.

oke, cukup dengan definisi. mari kita review satu per satu.

clothing. hey, bukankah hak tiap orang untuk memakai baju yang dia suka? lalu kenapa dengan pandangan anti alay? secara pribadi, pertama kali saya juga mentertawakan gaya berpakaian mereka. norak berwarna-warni dengan kelakuan yang ingin dinilai keren. tapi lama kelamaan, saya berpikir. apakah itu mengganggu saya? kelakuannya, mungkin iya. tapi clothingnya? mungkin cuma buat saya pusing dengan kaos yang full color itu.

tulisan. nah yang ini saya anggap hebat! untuk menulis biasa saja seperti ini, sudah susah menurut saya -tulisan saya dinominasikan sebagai tulisan tangan terburuk tahun ini-, apalagi ditambah harus merubah tulisan tangan biasa menjadi tulisan tangan berkode. mungkin mereka harusnya disekolahkan ke sekolah militer dengan pendidikan untuk menjadi agen rahasia karena tulisan tangan berkodenya yang sulit untuk dibaca, apalagi dimengerti. buat saya, cukup memperbaiki tulisan tangan dulu, agar saya tidak dicap sebagai guru tulisan sandi rumput.

musik. label rekaman mayor di Indonesia tidak ada yang mau rugi. selalu berpikiran mencari keuntungan sebesar-besarnya. maka tidak heran, dengan akar budaya kita yang sedikit melayu mellow, band-band melayu (yang menurut saya beberapa diantaranya dipaksakan) menjadi laris manis. nah, jika band-band seperti itu dicap alay, maka otomatis mayoritas orang Indonesia itu alay juga? karena band-band itu yang sedang naik daun dan disukai bukan? tapi, cukuplah bagi saya alunan James Morrison, Jason Mraz, Mat Kearney, Lifehouse, Five for Fighting dan sejenisnya yang menjaga gendang telinga bersih dari kontaminasi musik-musik komersil-dipaksakan dari band-band itu. atau mungkin band-band yang menganggap -dan ingin dianggap- keren oleh sekumpulan anak muda yang dalam proses pendewasaannya. aha!


jadi kalau kamu ingin jadi alay, maka j4dil4h alay! jangan jadi alay setengah-setengah. tidak ada margin bahwa kalau kamu suka ST12, kamu itu tidak keren, kampungan, dll. it's your ear to hear any songs you like most, it's your body to wear any shirts you like, it's your hand to write any style define you most, and it's you to expressing-out : hey this-is-me people wheter you like it or not.


-tapi tolong, bertanggung jawablah. dan jangan seret saya ke dalam budaya itu hahaha-


PS : pardon me, for my bad english. i've try my best :D

(there will be) Oath


Demi Allah, saya bersumpah bahwa :

Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya;
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan ber­moral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;

Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerja­an saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter;
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;
Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan;
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbang an keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial;
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan ke­dokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;

Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan memper­taruhkan kehormatan diri saya.