Cerita Tentang Jaga Malam

Haiaaaa..akhirnya tingkat I berlalu juga (minus ujian Radiologi bersama ibu-kita-kartini)
Hmm..let me review bagian-bagian yang sudah dijalani, esp. untuk jaga malamnya..

Anak

  • jaga malam pertama di RSWS.. haha. Secara juga saya yang heboh sendiri bawa perlengkapan jaga. malah lebih mirip persiapan untuk nginap di rumah sakit.
  • pernah jaga di bangsal lontara IV yang koas jaganya cuma 4 orang!. Aseli, malam-penuh-penderitaan , saya dapat jadwal follow up dari jam setengah-sebelas malam sampe jam empat subuh. Follow upnya mulai dari kamar 1 atas (mix), 2 atas (hema.. hii waspadalah pada dr.X), 3 atas, dan 4 atas. Alias semua kamar bangsal atas wajib saya follow up. Mana follow up nya ada yang sejam, setengah-jam, samapai seperempat-jam. Buset, tuh kaki jadi kayak melayang setan. Belom lagi jam 3 sampe jam 4 memfollow up pasien DBD di Pinang. Yang ada, malah koasnya yang tidur di dekat pasien. Keluarga pasien? Kalah.. . Ibu tuh anak jadi heran sendiri liat koasnya yang terlelap tidur hahhah. Maap bu, mata saya gak tahan lagi. Setelah itu? Tidur sampe jam 9 pagi, even harus lanjut jaga pagi. Hikz
  • jaga di peri, jaga yang paling menyenangkan. Walau harus rela terbangun karena bayi-bayi-lucu-nan-imut itu nangis karena popoknya basah, ato lagi lapar, koasnya harus bangun ganti popok, menyusui takbole, eh nggak ding, memberi susu maksudnya . Jadi serasa orang tua si bayi,,gile . belom lagi bayi yang dapat terapi sinar ultraviolet yang harus dibolak-balik. Jadi kayak penggorengan . Seruuu! fikir Apalagi dulu residennya ntraktir kita McD! Yeah, gratis malumalu ! Di peri juga ketemu sama ibu yang baru pertama kali melahirkan, trus ada trauma lahir pada bayinya hingga bayinya menderita Dandy Walker syndrome. Awalnya ibu itu cerewet banget kalo koas yang ngurusi bayinya tension, eh lama kelamaan malah koas jadi dekat sama dia. Dia malah lebih suka tidur di ruang perinatologi daripada di kamarnya. Jadi ada teman cerita. Sekalian meringankan beban koas untuk ngurus bayinya. peluk. Satu lagi, pertama kalinya saya nangis liat bayi. Ada bayi kembar laki-laki perempuan, lahir prematur dengan berat yang gak sampai sekilo. Ibunya sudah pernah melahirkan, namun anak pertamanya meninggal. Kali kedua melahirkan prematur, anak kembarnya hanya bisa bertahan sekitar 24 jam. Dengan kondisi yang sangat memiriskan, ditambah lagi tidak adanya inkubator yang representatif, membuat hipotermia pada mereka semakin menjadi-jadi. Saya, koas perinatologi yang memfollow up mereka, tak bisa menahan keharuan sekaligus kesedihan, melihat keadaan kedua bayi ini. Residen obgin yang membantu kelahiran mereka turut bersimpati. Akhirnya, mengucurlah air mata itu. Teman saya, pun heran, seumur-umur baru melihat saya menangis tersedu-sedu . Karena tidak tahan, saya minta gantian jaga dengan teman itu. doa Dan kembali air mata itu tumpah ketika mengetahui akhirnya kedua bayi itu hanya bisa bertahan 24 jam. Terharunya, mereka meninggal dalam inkubator yang sama-sama mereka tempati.
  • jaga di RSLB, jaga yang memiriskan. Karena tidak cukup tempat di kamar, Koas terpaksa tidur di luar, di bangku dekat kucing-kucing buta huruf yang tak bisa membaca larangan BAB sembarangan...gilemarahgelakguling. Pertama kalinya juga mengikuti seksio, mana bidannya nyaris terlambat datang. Secara juga saya baru liat seksio, gak tau mau ngapain, malah nyaris disuruh tangkap bayi. Haaaa..takuuut bayinya kenapa-napa hahblur. Akhirnya setelah berulang kali menelepon, ibu bidan datang juga. Hehe, padahal sudah sok in action dengan baju OK lengkap, datang lebih dulu dari koas Obginnya (kalo gak salah datang kedua setelah residen Anastesinya), malah jadi panik sendiri. Dasar..! sembahgelakguling
  • jaga di RS Salewangang, jaga yang penuh kontradiksi. Huhu, kayaknya semua ilmu yang saya dapat, aplikasinya tidak sesuai kenyataan! Antibiotik lah, pesan sponsor lah, tapi mujarab! surprised
  • jaga di UGD RSWS, ketemu sama ibu yang tidak mau anaknya diterima koas. Baca ini
Kardio
  • Stase kardio, stase yang paling menyenangkan. Ilmunya dapat, santainya dapat. Jaga di ICCU, cuma jaga duduk. Karena gak ngapa-ngapain, semuanya ditangani sama perawat ICCU. Koas? Cuma nonton pasien saja. Jaga malam? Tidak ada. Wong kita pulang jam 5 sore.. hehe residennya baik hati. malumalumalu
Kulit
  • Apalagi stase ini. Nyaris gak ada pasien. Saya cuma dapat jaga malam sekali, itupun datang jam 9 sampe pagi, kerjanya tidur. Kamar koasnya asik, kasurnya empuk, ber AC lagi. Surgaaaa..merajukgelakgulingjelir
Neuro
  • kamar jaga yang menyedihkan, luasnya cuma 4x4 meter, dipenuhi oleh semua koas. Jadinya koas kayak sarden, numpuk (tidurnya gak tindihan lho.. diampokpok ).
  • dapat pasien suspek rabies, diterima di UGD, sudah ada hidrofobia. karena saya yang terima, nekat periksa tanpa handscoen, eh sesudah didorong ke bangsal pasien itu jadi melolong dan berteriak terus. Gawat, sudah fase terminal. Saya dipanggil terus sama keluarganya untuk liat pasiennya. Karena bosan dipanggil banyakckp, saya melapor ke residen jaganya, akhirnya keluarga diberi pengertian bahwa pasien ini sudah fase terminal. Jadi baiknya dibawa pulang saja, karena sudah tak terselamatkan. Paginya, tuh residen bercanda bilang saya sudah tertular rabies juga, karena menyentuh pasiennya. Haaa..dasar saya yang parno, saya tanya ke orang-orang, bisa gak virus rabies menular lewat cairan tubuh selain liur. Eh ada yang baca, katanya bisa. Haaaaaaa... gigilgigilketukmeje
Interna
  • jaga melelahkan kedua setelah anak. Jaga di UGD, tidurnya cuma 3 jam. UGD panen pasien, waduh.. datang gak bilang-bilang. Kalo residennya sudah suruh untuk rectal touche, kayaknya semua koas jaga melihat ke saya ketukmejeketukmejetakbole. Jadinya, saya juga yang kebagian rectal touche. Dan akhirnya, banyak pasien yang trauma melihat saya, mungkin pikirnya dokter-colok-dubur kali ya.. gataibising
  • jaga bangsalnya juga tidak menentu. Kadang rame, kadang sepi, tapi tetap kebanyakan ramai. Kalau pintu kamar sudah diketuk, artinya kelupas. Dengan muka malas-malasan koas ke pasiennya, bertanya keluhannya apa. Setelah itu, melapor ke dokter jaga. Kalau dokter jaganya oke, koas yang disuruh menangani sementara.
  • kamar koas paling yahud se wahidin. kamar luas, WC di dalam kamar, kasur-baru-nan-empuk, dan AC dingin. Surgaaaa..- jaga di RSLB, gak ada koas UGDnya. Pasien serasa cuma say-hi di UGD, setelah itu didorong ke bangsal. Uh..ada perawat yang rese', dibenci koas dan residen, lha perawatnya malas, pernah ada pasien yang mau EKG, residennya sudah ngomong ke tu perawat, eh malah semonyong-bibirnya dia bilang "kan ada koas ta, suruh mi itu." Hello, yang digaji siapa yang tugasnya siapa??? Di LB, tugas EKG memang jadi tugas perawat. Secara juga lo digaji kan??? marahmarahbusuk
  • jaga RPK, jaga tidurrr...
Radiologi
  • hehe, stase yang tidak ada jaganya. Mau jaga apa? Jaga MRI supaya gak dicuri? ngantuk
Jiwa
  • jaga di RS Dadi, terima pasien psikotik. Haha, banyak pasien yang lucu-lucu sengihnampakgigi(kalau tidak mengamuk tumbuk). Sayang, kamar jaganya dibongkar dan sampai sekarang koas tidur kayak penjaga RSnya, tidur di bangku! setan