Dilemma

I'm a fresh graduate. I'm a big jobless. I'm a chooser. I have an MD in front of my name. But i don't have a JOB. It doesn't because of i can't have it. I'm just taking it too seriously. Isn't it pathetic?

Dan kemudian, tawaran mulai berdatangan. Di sana, di situ, dimana-mana. Tapi tunggu, tidak satupun saya kenal daerahnya. Tercantumkah di Google Maps?

Bagaimanapun, saya tidak boleh berdiam diri. Bukankah saya telah berjanji, di saat pertama kali menginjakkan kaki di bangku fakultas sejuta umat, dimana mereka membayar berjuta-juta untuk sekedar mendapatkan nomor induk mahasiswa, sementara saya harus memeras otak berjuta-juta kali untuk bisa masuk. Bahwa saya -dan mahasiswa baru lainnya- telah digembleng untuk tidak egois. Masih adakah yang mengingat lagu itu kawan?

Kalau ku besar nanti ku ingin menjadi dokter.
Semua kulayani dengan sabar.
Tiada kubedakan antara miskin dan kaya.
Semua kulayani dengan sabar.
Di desa dan di kota, bagiku sama saja.
Walaupun di tengah malam, tugas kan tetap kujalankan.


Masih adakah yang ingat kawan? Masihkah lagu "sakral" itu terngiang-ngiang di telingamu kawan? Lalu kemana engkau melangkahkan kakimu?

0 Response to "Dilemma"

Post a Comment

Komentar, Bukan Spam ;)