Road to Elderado

Yang saya ingat waktu kecil dulu, setiap kali ada teman yang bertanya, -mau jadi apa-, saya kehabisan jawaban. Teman-teman sudah mendoktrin cita-cita mereka dalam selembar kertas binder -yaaaaaik, that's soooo 90's:devilishgrin: -, dengan profesi-profesi standar anak SD. Dokter (rata-rata tulis dokter anak, mungkin karena mereka anak-anak yaa.. :argh:), polisi, ABRI, insinyur (gak jelassss...), sampe ke jawaban paling jayus : berguna bagi bangsa dan negara.

:inis:
Sementara saya, tidak ada jawaban pasti. Kadang saya tulis insinyur (saya pernah bercita-cita kuliah di ITB je gara-gara pak Habibie,,, kekekeke :astig:), malah pernah saya meyakinkan diri kalo saya akan menjadi wartawan. Yep. W-A-R-T-A-W-A-N. Tau gak kenapa? Karena tidak ada teman yang menulis mau jadi wartawan. Hahaahaha, secara masih anak SD, show-off itu penting boo! :tsk:
Yang jelas, tidak pernah saya tulis cita-cita mau jadi DOKTER. Saya takut disuntik (yeik, klise), saya takut jarum, saya takut dengan dokter yang korek-korek kuping (bener! di SD dulu, ada dokter yang rutin datang pemkes, lengkap dengan korek kupingnya :takot:)


Lalu, 16 tahun kemudian, terseret juga sekolah di kedokteran. Kebetulan lulus, -meminjam istilahnya k'Ilo-. Sampai di masa-masa menuju tambahan nama (insya Allah, doakan yaa), saya sendiri masih belum mengerti, kenapa saya sekolah di bidang ini? Merasa belum pantas menjadi dokter (there's a lot f things i don't know..), merasa ilmu tidak ada apa-apanya, merasa masih cupu, ahhhhh..

Saya tidak tau akan kemana setelah ini. Sekolahkah? PTT kah? Atau malah tidak berkecimpung di dunia persilatan? Saya iri, membaca blog koas-koas lain di uni luar. Betapa cerdasnya mereka. Betapa terorganisirnya rancangan hidup mereka. Sementara saya? Tiba masa tiba akal.

Saya bukan top ten otak-otak jenius di neocortex. Saya bukan berasal dari keluarga dokter. So, it's kinda hard for me.

Sampai bapak pernah bertanya saat selesai membaca buku "Mengobati dengan Hati : Kisah dokter PTT", siapkah kamu dengan hidup seperti itu? Padahal saya masih berimajinasi, kelak bertugas di pulau, rumah dekat pantai, tp pertanyaan itu segera memupus semuanya. Apa iya saya siap?

Sepertinya belum. :sorry:

1 Response to "Road to Elderado"

  1. Anonymous Says:
    12:04 PM

    hoohoh blum siap yaa??dirimu rodo hedon siih ^^v

Post a Comment

Komentar, Bukan Spam ;)